Resensi Novel Pelangi Untuk Rida


Hasil Resensi dari Novel “Pelangi untuk Rida”
Oleh Nida’ul Hasanah (13)

I.         Identitas Buku
Judul buku            : Pelangi untuk Rida
Pengarang             : Luna Torashyngu
Penerbit                : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit          : Mei 2013
Kota terbit            : Jakarta
Ukuran buku                    : 13,5 x 20cm
Jumlah halaman    : 248 halaman
ISBN                    : 978-979-22-9547-4

II.      Sinopsis
Sesuai judulnya, novel karya Luna Torashyngu ini menceritakan tentang Rida, cewek penyuka semua hal yang berbau fotografi. Ia senang mengabadikan keindahan alam dengan kamera, terutama pelangi. Suatu ketika ia memutuskan untuk pindah ke sekolah Radith, teman yang ditemuinya saat liburan 6 bulan silam. Namun anehnya, Radith bersikap seolah ia tak pernah mengenal Rida.
Rida pun dibuat bingung dengan sikap Radith. Ia berusaha mencari tahu dari teman-teman barunya dan ternyata memang sikap Radith berubah sejak 6 bulan lalu. Hal ini juga berhubungan dengan Adys, sahabat Radith yang ternyata juga berubah menjadi dingin. Ternyata Radith dan Adys sama-sama berubah karena kematian Fian, sahabat mereka yang juga merupakan pacar Adys. Anehnya, sikap Radith sekarang seperti selalu menuruti apa kata Adys dan tidak dapat menolak keinginan cewek itu.
Sementara itu, Rida yang tergabung dalam ekskul majalah sebagai fotografer kembali dekat dengan Radith karena cowok itu juga tergabung dalam ekstra yang sama. Mereka sering menghabiskan waktu bersama dengan alasan Radith ingin belajar mengenai fotografi. Radith berencana untuk mengikuti lomba fotografi untuk memberi kejutan pada Rida.
Sampai pada akhirnya Radith mengaku tidak lupa kepada Rida dan meminta maaf atas sikapnya pada awal kepindahan Rida dan menceritakan alasannya yang berhubungan dengan dia, Adys, dan Fian. Mereka semakin dekat dan memutuskan untuk berpacaran. Namun ada kejadian tak terduga yang menyebabkan Rida koma dan dirawat lama di rumah sakit. Saat itu Radith mendapat pengumuman tentang lomba yang diikutinya dan mendapat hadiah jalan-jalan ke Eropa. Setelah kembali ke Indonesia, ia langsung menuju rumah sakit tempat Rida dirawat dan menunjukkan hasil foto pelangi yang berhasil diambilnya di berbagai tempat.
Tak lama kemudian Rida sadar dan menceritakan kejadian yang membuatnya koma. Tak disangka-sangka, kejadian tersebut didalanggi oleh Adys, yang ternyata cemburu terhadap kedekatannya dengan Radith. Ia terobsesi dengan Radith yang menyebabkannya gelap mata dan mengambil tindakan yang diluar batas. Namun Rida tidak menuntut Adys karena Adys meminta maaf dan berjanji tidak akan mengganggu Rida dan Radith lagi. Hidup Rida pun kembali damai dan ia bisa melanjutkan mimpinya bersama Radith untuk memotret pelangi di berbagai tempat penjuru dunia.

III.    Penilaian Buku
Dengan bahasa sehari-hari dan mudah dipahami, pengarang seakan mengajak pembaca ikut menikmati setiap suasana yang disajikan. Teka-teki hubungan para tokoh dan sudut pandang tokoh misterius membuat pembaca berusaha menebak-nebak apa gerangan yang terjadi. Rasa penasaran yang timbul juga membuat pembaca enggan meninggalkan cerita barang sejenak. Buku ini menguak setiap hal yang terjadi pada akhir cerita yang membuat pembaca berdecak karena spekulasi yang terpikirkan sejak awal cerita salah total. Jalan cerita dalam novel ini memang dikemas dengan menarik karena tidak tertebak dan pengarang sukses menyelipkan makna-makna kehidupan dengan apik serta menyatu dengan cerita.
Sampul buku yang sederhana dan simple mungkin menjadikan pembaca tidak terlalu tertarik. Kertas yang digunakan juga kurang baik dan mudah terlipat dan kusut. Namun terlepas dari beberapa kekurangan itu, secara keseluruhan novel ini layak untuk dibaca, apalagi tema yang diangkat adalah kehidupan cinta remaja sehingga para pembaca yang mayoritas memang masih remaja bisa mengambil makna-makna yang dipaparkan oleh Luna.

IV.   Nilai Moral
1.      Jangan terlalu terobsesi kepada sesuatu karena semua yang berlebihan itu tidak baik. Apalagi tentang perasaan yang seringkali membuat kita buta mata terhadap mana yang baik dan mana yang buruk.
2.      Belajar memaafkan kesalahan orang lain dan mengikhlaskannya.
3.      Mencoba menerima kenyataan meskipun itu menyakitkan.

V.      Hal Baik yang Menginspirasi
Mencoba ikhlas dan memaafkan sikap buruk orang lain yang menyakiti kita. karena bahkan Tuhan yang Maha Segalanya dapat memaafkan setiap perbuatan dan menerima taubat hambanya yang berbuat kesalahan. Maka dari itu berusahalan memaafkan kesalahan orang lain kepada kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Sepotong Hati yang Baru

Rsensi Novel Little Edelweiss